Di wajah yang polos itu tidak tersirat rasa gentar sedikit pun. Tanpa ragu Amir kecil berdiri di tengah lapangan Ranggajati, Sumber. Lehernya dikalungi petasan yang panjangnya hampir menyamai tubuhnya yang masih kanak-kanak. Ketika petasan yang tergantung di tubuhnya disulut api, tubuh Amir kecil pun menjadi cahaya. Tapi jangan dikira Amir akan Menangis, jerit penontonlah yang miris, melihat atraksi tersebut tak membuatnya gentar.
Amir yang saat itu masih duduk di bangku kelas III SD Babakan Ciwaringin ini memang sudah terbiasa bermain-main dengan petasan. Bukan hanya itu saja, Anggota PSNU pagar nusa cabang Babakan Ciwaringin yang usianya paling muda ini juga senang belajar jurus-jurus silat. Walaupun masih kecil, amir memang tekun berlatih. Seminggu dua kali Amir belajar ilmu bela diri pada gurunya, yang ternyata adalah ayahnya sendiri, Mustafid Hadi.
Menurut penuturan ayahnya, Mustafid Hadi. Amir sudah kebal air keras diguyur maupun diminum sejak umur 2 tahun. Sejak kecil memang Amir senang melihat ayahnya melatih silat. Tetapi baru satu tahun belakangan Amir belajar serius. Wajar saja jika Amir kemudian mengikuti jejak ayahnya karena sejak usia 1 tahun Amir sudah piatu.
"Hanya pada Allah, Amir takut," katanya malu-malu ketika ditanyakan perasaannya saat tubuhnya dililit petasan yang terbakar. Anak ke-3 keluarga Mustafid ini dulu bercita-cita menjadi anggota ABRI. Meskipun Amir kecil pandai bermain silat, Amir tidak mau menampilkan kemampuannya terlebih lagi berkelahi. "Belajar Silat hanya untuk membela diri dan melindungi Orang yang Lemah dan dianiaya. Disamping itu berkelahi juga dilarang oleh bapak." Ujar Amir Kecil.
AMIR KECIL YANG SEKARANG MEMIMPIN KABUPATEN CIREBON
Tidak ada komentar:
Posting Komentar