Oleh: Cindy Hawa (Mahasiswa IAIN SENJA) | Jum'at, 17 Juni 2020. 22.10
Mahasiwa diselimuti rasa cemas ditengah pandemi covid 19 ini.
Pandemi Covid-19 di Indonesia membawa sejumlah dampak di sektor pendidikan, termasuk bagi Perguruan Tinggi. Beberapa persoalan mengemuka bagi mahasiswa, salah satu hal yang membuat gejala kecemasan pada mahasiswa adalah karena tidak adanya fasilitas yang memadai, Pandemi virus Corona membuat kegiatan kuliah beralih menjadi online, tidak semua mahasiswa memiliki fasilitas yang dibutuhkan, diantaranya gadget dan yang sering dipermasalahkan mahasiswa yaitu dengan tidak adanya kuota, karena pembelajaran daring akan mudah jika didukung jaringan internet yang kuat dan memadai.
Tempat tinggal mahasiswa yang berbeda-beda juga menjadi kendala yakni akses sinyal yang sulit, akses sinyal yang sulit dan kebutuhan paket kuota mengakibatkan mahasiswa menjadi enggan karena akan menghabiskan banyak kuota dan sulit dalam mengikuti proses pembelajaran dan harus menyesuaikan juga dengan media yang digunakan dalam pembelajaran yang beragam
Cirebon sendiri banyak Mahasiswa menuntut agar rektorat mengeluarkan kebijakan akibat masa pandemi ini. Kebijakan yang sudah dikeluarkan dinilai belum maksimal dalam mengakomodir keinginan mahasiswa karena terkadang kampus berdalih tidak memiliki uang bahkan merasa pengeluarannya sama saja seperti kondisi biasanya. Sementara mahasiswa merasa kita tidak menikmati empuknya kursi kampus ataupun fasilitas lainnya.
Sebelumnya, para mahasiswa tersebut telah melakukan audiensi. Akan tetapi karena tidak ada kebijakan kampus yang relevan tentang UKT dan hanya memberikan potongan 10% untuk mahasiswa tertentu saja. Akhirnya mahasiswa melakukan sebuah aksi tuntutan mereka terkait Relasasi UKT tentang transparansi dana dan tuntutan lainya. Namun dari pihak Rektor sendiri mengatakan tidak adanya dana untuk pemotongan UKT dan hanya mampu memberi potongan 10% serta untuk tuntutan lainya masih dalam batas waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar